Bertanam Padi di Polibeg
Hingga
kini Indonesia masih menghadapi persoalan pangan. Bahan pangan terutama
padi sangat strategis kedudukannya dalam kehidupan ekonomi dan politik.
Perkembangan baru-baru ini yang mulai dikenal di kalangan praktisi
pertanian adalah bahwa padi ternyata bukanlah tanaman air, maksudnya,
tanaman yang hidup di air atau membutuhkan banyak air. Meskipun
pengetahuan ini sudah lama diketahui, terobosan besar yang berpengaruh
ke berbagai negara adalah yang dilakukan di Madagaskar yang dikenal
dengan teknologi System of Rice Intensification (SRI) yang dikenal di
Indonesia sebagai padi SRI. Prinsip SRI intinya yaitu penanaman bibit
muda dan tunggal, jarak tanam lebar, tidak digenangi dan menggunakan
pupuk organik.
Revolusi
SRI akhirnya memunculkan gagasan, jika prinsip-prinsip SRI di atas itu
telah meningkatkan produksi padi secara signifikan, mengapa tidak
menanam padi di pekarangan rumah bahkan mengapa tidak juga di atap
rumah. Maksudnya menanam padi sekarang tidak melulu harus di sawah,
sekarang ternyata bisa dalam pot atau polibeg (kantong plastik).
Pengalaman yang dilakukan petani dan masyarakat menunjukkan hasil yang
menggembirakan bahwa padi dapat tumbuh dengan baik dalam polibeg.
Kabupaten Tasikmalaya disebut-sebut yang memeloporinya dan sudah ditiru
di banyak tempat. Dalam satu pot dengan pemupukan optimal dapat
menghasilkan sekurangnya 3 – 5 ons gabah per polibeg.
Secara umum cara budidaya padi dalam polibeg sebagai berikut:
1. Persemaian
Polibeg
tidak lain adalah tempat persemaian dan tempat tumbuh padi hingga
panen. Polibeg ukuran diameter 25-30 cm diisi campuran tanah dengan
kompos sekira 70:30 setinggi 25 cm. Tanah sebaiknya diambil dari sawah
atau dari tempat lain yang tidak banyak mengandung pasir. Sebelum
dimasukkan ke dalam polibeg tanah dengan kompos diaduk merata dalam
keadaan kering. Polibeg bisa diganti dengan wadah plastik bekas cat 5kg
atau ember. Bagian bawah dilubangi untuk drainase air.
2. Bertanam
padi di polibeg bisa menggunakan benih jenis dan varietas apapun.
Asalkan sebelum ditanam (ke dalam polibeg) diseleksi dulu untuk
mendapatkan benih yang bagus. Caranya dengan merendam benih dalam
larutan garam dan abu. Benih yang mengapung dibuang sedangkan benih yang
tenggelam yang akan ditanam.
3. Penanaman
Benih
yang sudah dipilih tadi ditanam satu polibeg satu benih yang diletakkan
di tengah-tengah. Sediakan satu polibeg untuk menanam bibit cadangan
sebagai penyulam jika ada bibit yang mati. Setelah satu minggu tinggi
tanaman sudah mencapai 7-10 cm.
4. Pengairan
Praktis
bertanam padi di polibeg tidak membutuhkan penggenangan. Namun tanah
harus dijaga tetap lembab atau basah dan tidak boleh kering. Cara
menyiram bisa menggunakan alat penyiram air. Waktu penyiraman dilakukan
saat teduh di waktu pagi atau sore (seperti menyiram tanaman hias).
5. Pemupukan
Sejak
awal tanah dalam polibeg sebagai tempat pertumbuhan akar sudah
mengandung pupuk organik yang berasal dari kompos. Selama pertumbuhan
vegetatif tanah harus dipupuk juga untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Pupuk yang digunakan bisa pupuk organik padat atau cair. Dosis keduanya
tidak ada patokan dasarnya. Jika kondisi tanah awal kurang subur
penggunaan urea atau pupuk majemuk NPK dianjurkan agar pertumbuhan bagus
dan padi menghasilkan bulir yang berisi.
6. Pengendalian hama
Pembasmian
hama padi dalam polibeg tidak akan terlalu sulit. Karena memang
penanaman padinya skala kecil untuk pekarangan. Dianjurkan menggunakan
pestisida nabati yaitu cairan pembasmi hama yang dibuat dari bahan-bahan
alami. Sebagai contoh, semut dan walang sangit bisa dibasmi dengan
menggunakan campuran bawang putih dan jahe yang dihaluskan kemudian
dicampur dengan air.
Dengan luas pekarangan 10 m2
anda sekurangnya sudah mempunyai 100 polibeg padi. Ini artinya anda
bisa menghasilkan sumber pangan utama sendiri. Dengan demikian ketahanan
pangan sesungguhnya bisa dimulai dari rumah tangga. Anda berminat
mencobanya?