Selasa, November 1
0 komentar
Budidaya Singkong PDF Print E-mail
Saturday, 16 May 2009 00:02
Indonesia merupakan daerah yang potensial untuk mengembangkan budidaya singkong, karena beriklim tropis dan memiliki curah hujan yang cukup. Dengan bantuan tekhnologi, singkong dapat menjadi bahan dasar industri mkanan dan bahan baku industri pakan, selain itu baru – baru ini sedang dikembangkan bahan bakar yang berasal dari singkong yang disebut dengan nama Biofuel atau Bioetanol.
Syarat Pertumbuhan
Iklim, Curah hujan antara 1.500 – 2.500 mm/tahun. Tanah berstruktur gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organic, dengan pH 4,5 – 8,0 pH ideal 5,8. Ketinggian tempat 10 – 700 m dpl dengan toleransi mencapai 1.500 m dpl (Jenis singkong tertentu ).
Pedoman Budidaya
Syarat bibit, berasal dari tanaman induk yang berusia 10 – 12 bulan, batangnya telah berkayu dan berdiameter 2,5 cm, bibit berupa stek batang (bawah sampai tengah).
Pengolahan Lahan, bertujuan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan untuk menghilangkan tumbuhan inang bagi hama penyakit yang mungkin ada.
Pengolahan dapat dengan cara dibajak atau dicangkul. Buat bedengan dengan pola tanam 1x1 m atau 1 x 0,6 m atau 1 x 0,4 m. Bila sistem tumpang sari 1,5 x 1 m atau 3 x 1,5 m .
Pada lahan yang bersifat asam, berikan kalsit/kaptan dengan Dosis 1 – 2,5 ton/ha. Berikan saat pembajakan.
3 hari sebelum taanm, Berikan larutan Agrobost ( 1 liter : air max 350 liter ) pada bedengan – bedengan, tahap ini diperlukan 2 liter Agrobost/ Ha.
10 hari setelah tanam berikan campuran pupuk kimia yang terdiri dari Urea sebanyak 35 kg, TSP sebanyak 50 kg, dan KCL sebanyak 35 kg. Perlu diingat penanaman dilakukan saat masuk musim penghujan.
Pengulangan pemberian pupuk
Berikan Larutan Agrobost ( 1 liter Agrobost : air max 350 liter ) sebanyak 60 ml untuk tiap pohon. Ulangi setiap 1 bulan sekali sampai tanaman berumur 5 bulan, tiap bulan kebutuhan Agrobost sebanyak 1 liter.
Setelah tanaman berumur 2,5 bulan, lakukan pemberian pupuk campuran yang terdiri dari 65 kg Urea dan 65 kg KCL, berikan pada sekitar perakaran sebanyak 25 gram per pohon ( Asumsi 1 Ha terdapat 6000 pohon ).
Pemupukan
Konvensional. Pemupukan dilakukan dengan sistem pemuouka berimbang antara N, P, K dengan Dosis Urea = 133 – 200 kg ; TSP = 60 – 100 kg dan KCL = 120 – 200 kg. Pupuk tersebut diberikan pada saat tanam dengan Dosis N : P : K =1/3 : 1 : 1/3 ( pemupukan dasar ) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan yaitu sisanya dengan dosis N : P : K = 2/3 : 0 : 2/3
Sistem Agrobost. Sistesm pemupukan menggunakan Agrobost, mengurangi kebutuhan pupuk anorganik sampai dengan 50%. Adapun salah satu cara pemupukan sebagai berikut :
Tiga (3) hari sebelum tanam berikan larutan Agrobost (1 liter Agrobost : air max 350 liter ) pada lahan secara merata. Tahap ini memerlukan 2 liter Agrobost per hektar. Setelah 3 hari tanam bibit.
Setelah 10 hari setelah tanam berikan campuran pupuk Urea sebanyak 30 kg, TSP 60 kg, dan KCL 30 kg pada lahan 1 Ha. Asumsi bila 1 Ha lahan terdapat 6.000 pohon berarti 1 pohon diberikan campuran pupuk sebanyak ± 12,5 gram.
Pemberian Agrobost selanjutnya setiap 1 bulan sekali sebanyak 1 liter pere Ha sampai tanaman berumur 4 bulan. Pemberian pupuk anorganik lanjutan pada umur tanaman 60 – 90 hari berupa campuran pupuk Urea sebanyak 70 kg dan KCL sebanyak 70 kg. Asumsi bial 1 Ha lahan terdapat 6.000 pohon berarti 1 pohon diberikan campuran pupuk sebanyak ± 30 gram
Catatan : metoda pemupukan sangat bergantung dengan tingkat kesuburan tanah masing masing tempat
 

Leave a Reply

rEsEnt Post gUe..